Source: Google |
Mungkin ada beberapa dari kita yang sudah akrab denga kata bangunan hijau, atau Green Building, namun ada juga yang belum. "Arti yang sebenarnya green building tersebut yaitu sebuah konsep tentang merencanakan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan," kata Pemkomedan (2016).
Esa Sampoerna Center Surabaya yang Mendapat Penghargaan Green Building (Source:Google) |
Further reading: Green Building Counsil Indonesia
Further reading: 12 Gedung di Surabaya Raih Penghargaan Green Building
Saya mencoba untuk menghubungan poin yang ada di greenship dengan sustainable development dan hasilnya seperti yang ada pada gambar di bawah ini
Environmental Problem
|
Code
|
Green
Building Code ( GBCI )
|
Tolok Ukur
|
Pollution
|
-
IHC 3 ( Polutan Kimia )
|
Mengurangi
polusi udara ruang dari emisi material bangunan yang dapat mengganggu
kenyamanan dan kesehatan pekerja konstruksi dan pengguna gedung.
|
1
Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar volatile organic compounds
(VOCs) rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBC
Indonesia.
2.
Menggunakan produk kayu komposit dan laminating adhesive dengan syarat
memiliki kadar emisi formaldehida rendah, yang ditandai dengan
label/sertifikasi yang diakui GBC Indonesia
3.
Menggunakan material lampu yang kandungan merkurinya pada toleransi maksimum
yang disetujui GBC Indonesia dan tidak menggunakan material yang mengandung
asbestos.
|
|
BEM 2
Polusi
dari Aktivitas Konstruksi
|
Mendorong
pengurangan sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan polusi
dari proses konstruksi.
|
Memiliki
rencana manajemen sampah konstruksi yang terdiri atas:
1. Limbah
padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem pencatatan.
Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang dibuang ke TPA, digunakan
kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga.
2.
Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul dari
aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota
|
Climate Change
|
|
|
|
Global Warming
|
ASD 5
Lansekap pada Lahan
|
Tujuan
Memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk
meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi CO2
dan zat polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi
beban sistem drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem air
tanah.
|
1A
Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang
bebas dari bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah
seluas minimal 40% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan adalah
termasuk yang tersebut di Prasyarat 1, taman di atas basement, roof garden,
terrace garden, dan wall garden, dengan mempertimbangkan Peraturan Menteri PU
No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang
Kriteria Vegetasi untuk Pekarangan.
1
3
1B
Bila tolok ukur 1 dipenuhi, setiap penambahan 5% area
lansekap dari luas total lahan mendapat 1 nilai.
2
Penggunaan tanaman yang telah dibudidayakan secara lokal
dalam skala provinsi, sebesar 60% luas tajuk dewasa terhadap luas area
lansekap pada ASD 5 tolok ukur 1.
|
Deforestation
|
WAC 6
Efisiensi Penggunaan Air Lansekap
|
Meminimalisasi penggunaan sumber air bersih dari air
tanah dan PDAM untuk kebutuhan irigasi lansekap dan menggantinya dengan
sumber lainnya.
|
Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedung tidak
berasal dari sumber air tanah dan/atau PDAM.
1
2
2
Menerapkan teknologi yang inovatif untuk irigasi yang
dapat mengontrol kebutuhan air untuk lansekap yang tepat, sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
|
Acid Rain
|
-
|
-
|
-
|
Ozone Layer Depletion
|
MRC P
Refigeran
fundamental
|
Mencegah
pemakaian bahan dengan potensi merusak ozon yang tinggi
|
Tidak
menggunakan chloro fluoro-carbon (CFC) sebagai refrigeran dan halon sebagai bahan
pemadam kebakaran
|
Natural Resource Depletion
|
Efisiensi dan Konservasi Energi
|
Mendorong penghematan konsumsi energi
melalui aplikasi langkah-langkah efisiensi energi.
|
-
Menggunakan Energy modelling
software untuk menghitung konsumsi energi di gedung baseline dan gedung
designed. Selisih konsumsi energi dari gedung baseline dan designed merupakan
penghematan. Untuk setiap penghematan sebesar 2,5%, yang dimulai dari
penurunan energi sebesar 10% dari gedung baseline, mendapat nilai 1 nilai
(wajib untuk platinum).
-
Menggunakan perhitungan
worksheet, setiap penghematan 2% dari selisih antara gedung designed dan
baseline mendapat nilai 1 nilai. Penghematan mulai dihitung dari penurunan
energi sebesar 10% dari gedung baseline. Worksheet yang dimaksud disediakan
oleh atau GBCI.
-
Menggunakan perhitungan per
komponen secara terpisah, yaitu
-
1C-2 Pencahayaan Buatan
Menggunakan
lampu dengan daya pencahayaan lebih hemat sebesar 15% daripada daya
pencahayaan yang tercantum dalam SNI 03 6197-2011 atau SNI edisi terbaru tentang
Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan.
-
Menggunakan peralatan AC dengan
COP minimum 10% lebih besar dari SNI 03-6390-2011 atau SNI edisi terbaru
tentang Konservasi Energi pada Sistem Tata Udara Bangunan Gedung
|
Intensive farming
|
WAC 3
Daur Ulang Air
|
Menyediakan air dari sumber daur ulang
yang bersumber dari air limbah gedung untuk mengurangi kebutuhan air dari
sumber utama.
|
-
Penggunaan seluruh air bekas
pakai (grey water) yang telah di daur ulang untuk kebutuhan sistem flushing
atau cooling tower.
-
Penggunaan seluruh air bekas
pakai (grey water) yang telah didaur ulang untuk kebutuhan sistem flushing
dan cooling tower
-
Apabila menggunakan sistem
pendingin non water cooled, maka kriteria ini menjadi tidak berlaku sehingga
total nilai menjadi 100
|
Genetic pollution
|
MRC 2
Material Ramah Lingkungan
|
Mengurangi jejak ekologi dari proses
ekstraksi bahan mentah dan proses produksi material.
|
-
Menggunakan material yang
memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada proses produksinya
minimal bernilai 30% dari total biaya material. Sertifikat dinilai sah bila
masih berlaku dalam rentang waktu proses pembelian dalam konstruksi berjalan.
|
Land Degradation
|
ASD P
Area
Dasar Hijau
|
Memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk
meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi CO2
dan zat polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi
beban sistem drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem air
tanah.
|
- Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape)
yang bebas dari struktur bangunan dan struktur sederhana bangunan taman
(hardscape) di atas permukaan tanah atau di bawah tanah.
a. Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimal
10% dari luas total lahan.
b. Untuk renovasi utama (major renovation), luas
areanya adalah minimal 50% dari ruang terbuka yang bebas basement dalam
tapak.
|
Bangunan Hijau Tingkatkan Produtivitas Karyawan
Artikel dan informasi didapat dari Kompas.com dengan penulis Arimbi Ramadiani, pada 24 Febuari 2014
Satu hal yang harus dipikirkan karyawan adalah ruang kerja mereka," kata asisten profesor di Universitas Harvard School of Public Health, Joe Allen.
Studi ini dirilis 25 November 2016, dengan partisipasi 109 pekerja kantor selama tahun 2015 dan 2016 di 10 gedung perkantoran tinggi di lima kota Amerika Serikat, yaitu Boston, Denver, San Francisco, San Jose dan Los Angeles. Lima kota ini dipilih karena memiliki iklim yang berbeda. Studi pun menemukan, dibandingkan dengan mereka yang bekerja di bangunan non-bersertifikat hijau, penghuni bangunan bersertifikat hijau memiliki kelebihan. Rinciannya, skor kognitif 26,4 persen lebih tinggi, skor respon krisis 73 persen lebih tinggi, dan tingkat aktivitas 44 persen lebih tinggi, yang juga mencerminkan kemampuan untuk membuat keputusan yang mencapai tujuan kerja. Selain itu, karyawan di gedung hijau juga memiliki tingkat aktivitas terfokus 38 persen lebih tinggi, yang mencerminkan kapasitas untuk memperhatikan tugas. Karyawan juga 30 persen lebih sedikit dilaporkan mengalami gejala bangunan sakit seperti masalah pernapasan, kelelahan dan iritasi kulit. Terakhir, karyawan di gedung hijau memiliki kualitas tidur 6,4 persen lebih tinggi.
Further reading:
http://www.rumah.com/berita-properti/2016/3/120375/inilah-10-bangunan-ramah-lingkungan-di-dunia