• Home
youtube linkedin facebook twitter instagram email

Woman and Secrets

Welcome to my blog. I share some stories here.



Beberapa hari yang lalu, saat saya pulang kampung ke Surabaya dari tempat merantau, Jakarta, saya menyempatkan diri untuk menemani salah satu sahabat terbaik saya, @aasmarani berburu buku untuk keperluan akademiknya. Tempat yang kami tuju saat itu adalah Kampung Ilmu, sebuah lokasi berisi kios-kios di Jalan Semarang yang memang terkenal akan jenis dagangannya, yaitu buku-buku. Baik buku baru dan juga bekas. Saya senang sekali ketika akan mengunjungi tempat yang beberapa kali memang gemar saya kunjungi selama masih tinggal di Surabaya. Hal itu tak lain tak bukan adalah karena kecintaan saya terhadap literatur, entah buku, novel, atau semacamnya. Meskipun, frekuensi literasi saya sangat menurun jika dibandikan dengan beberapa tahun lalu ketika saya masih duduk di bangku SMP dan SMA. Namun, akhir-akhir ini, saya berkeiginan untuk lebih banyak membaca lagi, bukan karena apa, namun itu adalah hobi dan kebutuhan. Saya dapat mencapai apa yang saya miliki sekarang, tidak lain tidak bukan adalah karena membaca.

Saya jadi ingat, beberapa tahun lalu, saat saya mungkin masih duduk di bangku kelas 6 SD, saya dan ibu saya pergi ke Kampung Ilmu untuk membeli buku persiapan Ujuan Nasional. Setelah mendapatkan buku yang dimaksud, ibu saya menanyai saya apakah ada buku lain yang ingin dibeli. Mungkin novel. Saya yang saat itu tidak terlalu ada keinginan untuk membeli novel, melihat beberapa novel dijual di etalase kios di sebelah tempat saya berdiri. Saya tertarik pada salah satu novel yang tidak asing bagi saya karena tetraloginya memang sangat terkenal di Indonesia. Buku tersebut berjudul Maryamah Karpov, seri keempat dari tetralogi Laskar Pelangi. Yang membuat saya tertarik dari novel tersebut adalah judulnya. Entah mengapa, judulnya memiliki daya tarik tersendiri.

Singkat cerita, saya pun membeli novel tersebut dan langsung membacanya di rumah. Sebenarnya pada saat itu saya belum membaca ketiga seri Laskar Pelangi sebelumnya. Sedikit aneh memang.

Buku tersebut telah membuat saya hanyut dalam ceritanya, tersihir alur-alurnya yang sangat memikat. Tak sulit untuk menenggelamkan saya ke seri-seri Laskar Pelangi lainnya yang tentu saja, juga mampu menyihir saya.

Saya merasa bangga telah menemukan "Harta Karun" di Kampung Ilmu tersebut yang juga menyumbang secuil porsi pengetahuan diri saya saat inu. Saya rasa, momen-momen tersebut terulang lagi saat saya mengunjungi Kampung Ilmu kapan hari lalu.

Saat masuk ke kompleks pertokoan, saya sudah sangat sumringah melihat deretan kios buku di dalamnya. Setelah berkeliling beberapa toko untuk mencari buku yang Rani cari, kami pun berkeliling ke beberapa toko untuk mencari novel. Sebenarnya, ini yang saya benci dari kegiatan berbelanja. Terlalu banyak pilihan akan membuat bingung. Terutama jika tidak ada yang benar-benar menarik perhatian. Saya pun langsung bertanya ke pemilik kios tiap kali datang ke kios baru, apakah mereka menjual novel karangan Agatha Christie? Dan Brown? Dan beberapa novelis lainnya yang memang favoritku. Namun sayang, tidak ada satu pun yang menjual. Di tengah keputusasaan dan berjalan menuju pintu keluar, saya menyempatkan untuk mencoba peruntungan lagi dengan berhenti di salah satu kios yang belum saya kunjungi, dan bertanya "Buku apa yang best seller di sini?" pemilik kios menjawab, "Ini semua best seller," sambil menunjuk deretan buku di rak depan. Di sana berderet banyak novel karangan beberapa novelis lokal sepeti Tere Liye, Pramoedya Ananta Toer, dan lain-lain. Saya pun berpikir, akan sayang sekali jika pergi dari tempat ini tanpa membawa buku sama sekali. Oleh karena itu, saya bertekad untuk membeli buku minimal satu. Sudah lama saya ingin sekali membaca buku-buku Tere Liye. Karena memang setahu saya, beliau adalah penulis yang hebat. Dan aku berpikir, mungkin ini saatnya. Masalah lainnya, buku apa yang akan dibeli? Saya pun mengambil beberapa dan membaca sinopsis yang biasanya ada di sampul belakang. Susah juga untuk menentukan. Akhirnya karena terburu-buru pergi, saya secara tidak sepenuh hati memilih satu buku berjudul Tentang Kamu. Walaupun sebelumnya saya berkata tidak sepenuh hati, entah kenapa ada sesuatu dari buku tersebut yang membuat ia saya pilih dibandingkan buku-buku Tere Liye yang lainnya. Saya juga tidak sepenuhnya tahu mengapa.

Sesampainya di rumah, saya tidak langsung membaca novel tersebut dikarenakan agenda kepulangan saya yang lain yaitu lebib banyak berkumpul bersama keluarga. Sampai hari ini, hari Minggu di minggu pertama bulan Januari 2019, saya sudah bertekad dan tidak tahan untuk menenggelamkan diri pada novel (saya sudah kembali ke Jakarta). Saya pun mendedikasikan hari ini untuk me-time membaca. Cililitan, kos, sendiri. Wah, sebuah pilihan yang baik untuk recharge sebelum kembali ke rutinitas pekerjaan. Mayang, teman satu kamar saya, sedang pergi ke Bogor bersama Ayun. Saya yang pernah ditempatkan OJT di Sentul, Bogor bulan lalu, memilih untuk tidak ikut.

Baru membaca dua halaman dari novel, saya sudah tahu kalau saya akan jatuh cinta dengan novel ini. Gaya bahasanya, latarnya, dan tipe ceritanya (sebelumnya tidak banyak yang bisa diketahui dari sinopsisnya karena memang tidak tersurat). Ini membuat saya semakin semangat untuk menyelesaikan novelnya.


Baru membaca beberapa bagian novel, air mata menetes karena haru jalan ceritanya. Ini terjadi beberapa kali sampai bagian tengah dari novel. Dan benar saja, sampai di akhir cerita, it's nothing but speeches. It left me impressed. Tidak semata-mata karena plotnya, haru itu muncul karena ada beberapa poin dari novel yang relate dengan saya...

Mulai dari cita-cita untuk berkeliling dunia dengan segala keterbatasan yang ada, jenis permasalahan yang terjadi di keluarga, petualangan untuk mencapai cita-cita dan jati diri, perjuangan hidup, watak tokoh, bahkan sampai Turki..... Kombinasi poin-poin tersebut, walaupun tidak 100%, relate sekali dengan diri saya.. Saya sampai terpikir, kebetulan macam apa ini? Mengapa buku yang saya pilih dengan 'tidak sepenuh hati' di sebuah toko buku di Surabaya, ternyata sangat mirip dengan sedikit banyak cerita hidup saya? Padahal pada saat itu, ada banyak buku lain di sana, ada banyak novel Tere Liye lain yang juga biaa saya pilih. Tapi bagaimana bisa saya memilih buku ini yang detailnya pun banyak yang sama dengan potongan detail hidup saya?












Entahlah. Mungkin ini jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya yang sering berdengun di dalam diri saya terutama setelah menyelesaikan bangku kuliah.


"Kemana kamu akan pergi?"

"Masihkah kamu masih berusaha memeluk mimpi-mimpi kamu?"

"Bagaimana kamu memulainya?"

Secara langsung maupun tidak, hal ini menimbulkan semangat baru dalam diri saya. Untuk saya yang secara sedikit demi sedikit melunturkan semangat dan prinsip "do your best wherever you are", celah kreativitas yang mulai terkikis, menjadi orang yang lebih insecure pada padangan orang lain terhadap saya, dan sebagainya.

Ini saatnya untuk kembali membulatkan tekad, menyempurnakan lagi strategi untuk mecapai visi misi kehidupan pribadi saya.


Terimakasih Sri Ningsih. Ya, memang benar. "Masa lalu, masa depan, mimpi-mimpi. Semua akan berlalu."

Amin, Bismillahirrahmanirrahim.
Jakarta, 6 Januari 2019.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Haloo semuanyaa! Long time no see ya hahaha. Mungkin seperti yang beberapa orang tahu, aku semester ini melakukan pertukaran pelajar ke Turki, tepatnya di Universitas Anadolu, Eskisehir, Turki. Untuk pengalaman dan perjalanan selama exchange ini, pengennya aku dokumentasikan lewat tulisan atau video, buat jejak memori aku sendiri, dan lebih bagus lagi kalau bisa  buat sharing ke orang lain yang membutuhkan. So, postingan pertama akan dimulai semenjak aku mendarat di Turki. Eits tapi nanti cerita sebelum itu, perjalanan dari Indonesia, di mana aku dapet buanyak pengalaman baru, insyaallah nyusul. 

Bandara Sabiha Gokcen Turki 

Tibalah saatnya aku mendarat di Istanbul, Sabiha Gokcen airport. Waktu pertama kali landing dan masuk arrival, semacam gak percaya atau sulit percaya gitu loh “wha ini udah tanah Turki cuy...” Iya kayak gimana gitu rasanya, dan all the way from Indonesia sendiri😺

Setelah turun dari pesawat, aku masuk ke area pemeriksaan imigrasi . Di situ kita bakal diperiksa passpor dan visa kita, atau plus ditanya-tanya singkat misal tentang tujuan, kapan balik, dsb. Lumayan ndredeg sih selalu ya kalau pemeriksaan semacam ini. Di situ ternyata banyak foreigner nya juga. Yang pertama itu kelihatan dari appearance dan auranya(?), iyaa kelihatan gitu loh mana foreigner mana yang bukan. Terus ternyata kan emang antrinya di bagian foreigner. Tapi anyway alhamdulillah gak ada masalah di bagian ini.

By the way sehabis perjalanan dan landing, disitu pastinya butuh internet dong. Waktu aku baca di internet, bandara Sabiha Gokcen ini nggak punya koneksi internet gratis katanya dan harus bayar buat nikmatin internet. Tapi aku coba cari wifi dan ternyata  ada 1 wifi  gratis selama 15 menit kalo gak salah, dan bisa extend sampai 2 jam (atau berapa ya lupa) kalau dowload aplikasi yang diinginkan. Bodohnya akuu waktu itu ga download aplikasinya, ya gimana ya setelah berjam-jam gapunya internet dan pas udah dapet internet itu jadinya sibuk cek-cek notifikasi terutama chat dari orang tua. Jadinya waku 15 menit kesempatan buat downloadnya abiss. Waktu itu juga  orang tua khawatirrr banget soalnya ga kasih kabar berjam-jam semenjak terbang dari Kuala Lumpur sampe Turki, karena emang ga sempet, gaada waktu transit di Qatar. Sampe orang tua ngehubungin Agung, temen SMP aku yang juga kuliah di Turki. 

Balik lagi, seperti yang sudah aku singgung dikit di awal, aku all the way form Indonesia to Turkey itu sendirian. Beruntungnya, aku udah janjian sama Wirasa, anak Teknik Elektro ITS yang juga  bakal melakukan pertukaran pelajar di universitas yang sama (yeyy seenggaknya ada temen alhamdulillah banget). Sebenernya aku sampai lebih lambat dari Wira, aku sampe jam 18.30, dia sekitar jam 14.00 waktu Turki. Tapi karena mesti harus ke Eskisehir lagi dan itu better kalo bareng2 kan secara gak tau apa-apa juga di Turki, jadinya Wira nungguin biar bisa janjian.
Bandara Sabiha Gokcen Turki (1)

Setelah proses imigrasi, waktunya masuk ke area baggage claim. Percayalah buat kalian yang baru pertama kali atau jarang2 pergi naik pesawat (atau selain pesawat juga), emang awalnya bakalan takut buat masalah direction harus kemana-mananya. Tapi kalau sudah di lapangan, nggak sesusah yang dibayangin kok karena
  1. Di tempat semacam itu pasti ada petunjuk lokasi yang jelas insyaallah, secara itu emang udah kewajiban mereka buat sediain itu dan mereka tahu apa yang customer butuhkan
  2. Bertanya! Kita gak akan pernah nyasar kalau aktif nanya kalau emang gatau. Kendala bahasa? Insyaallah gak akan. Walaupun yang ditanya gabisa bahasa inggris, tapi insyallah kebanyakan tahu yang kita tanyakan karena itu pertanyaan umum atau sekedar sebut nama tempat umum tersebut.
  3. Nikmati petualangannyaa

Kondisi bandara saat itu nggak seberapa ramai. Di Sabiha Gokcen ini gak kayak beberapa bandara lain, buat dapetin trolley buat angkut koper, kita harus bayar kalau nggak salah 3TL. Di salah satu gang ada kumpulan trolley dan di ujung paling depan di sebelah trolley ada mesin koin dan satu orang penjaga. Awalnya aku coba ambil trolley paling depan itu karena masih gak yakin bayar apa gak. Waktu aku tarik, eh gabisa soalnya ada ganjelannya wkwkk, soo emang bayar guys dan otomatis gitu kalau udah bayar, ganjelannya nge slip trus trolleynya bisa diambil.

Karena gak punya uang TL (Turkish Lira), otomatis aku mikir buat tuker uang dulu. Aku bawanya US Dollar kalau gak salah brp yaa lupa sek nginget2 dulu. Di tempat yang sama dengan area baggage claim, untungnya ada loket money changer, dan untungnya lagi no charge! Maksudnya dia gak ambil untung dari penukaran uang, jadi jumlah yang kita dapet memang sesuai currency-nya.

Setelah interaksi dengan mba mba berkerudung penjaga money changer, I got my first Turkish Lira!😊 Aku langsung ke penjaga yang jagain trolley, aku kasih satu koin 1 TL ( gak yakin bayarnya brapa :)) sama takut ditipu kalo bayar langsung pake duit gede takut ga dikembaliin :)) ) tapi ternyata kurang, dia kasih tanda minta tambah gitu, aku tambah 1 TLan dua kali baru dia bilang stop, so it was 3TL kalo gak salah.

I got my first trolley in Turkey(?) gpt wkwk. Aku ambil dua koper aku dan menuju keluar. Baru sadar! Gapunya internet lagi duuhh. Padahal butuh karena janjian sama Wirasa di bandara ini. Sebenernya Wira udah bilang kalau dia nunggu di luar, sebelumnya aku baca pesannya pas masih dapet koneksi internet. Tapi, pas jalan ke pintu arah pintu keluar, aku jadi bingung yang dimaksud itu pintu luar lapis satu (masih di area bandara yang ada stall2 dan kios2 ) atau keluar yang bener2 outdoor.

Emang sih bandaranya gak gede-gede banget, tapi pas aku coba cari di area setelah pintu keluar lapis pertama, kok gak ada tanda-tanda orang tipikal muka Indonesia😂😂

Aku jalan ke arah kiri ada satu cowok yang dari appearance rasanya bukan cowok Turki duduk di deket dinding dengan satu kopernya dan lagi angkat telefon. Aku curiga apa itu yaa Wira, kita belum pernah ketemu langsung dan cuma lihat foto profil line doang. Aku mikir, mirip tapi kok ya gak miriipp. Duhh. Akutakut juga buat negur soalnya lumayan beda antara profpic dan muka asli loll. Aku mikir, aku coba deh lewat depan dia, kalo emang bener pasti dipanggil. Aku lewat dannn dia noleh pun nggak dong! Maksudnya kalo emang iya tapi ragu kan seenggaknya ngelirik, terus aku bisa yakin dan nyamperin duluan. Aduhh bingung pol mau nyamperin tapi dia juga sibuk. Akhirnya aku  balik lagi dan ngelewati orang itu and the same loll berasa orang bodo lolak lolok kalo kata orang jawa. Akhirnya aku ngelakuin itu satu putaran lagi dan sama!! I mean ngelirik aja nggak.
Bandara Sabiha Gokcen Turki (2)


Finally dengan harapan gak pengen terlantar di hari pertama menginjak Turki, aku langsung aja samperin tuh orang, dann ternyata bener itu Wira. I mean hoahh finally why gak daritadi loll😐😑🤓

Akhirnya kenalan dan Wira saranin buat beli kartu dulu biar bisa akses internet. Setelah nanya-nanya, aku akhirnya menuju ke kios provider yang sama kayak yang dibeli Wira. Yaudah ngelakuin percakapan biasa sama penjual yang emang dan harusnya bisa bahasa inggris. Aku beli kartu plus paket internet 2 GB, telefon 100 menit dan SMS 100 buah which is gak akan aku pakai selain internet. Kepakai dikit sih telfonnya sama SMS.

Sambil nunggu penjaga kios mbenerin hp dan kartu baru aku, tiba tiba aku denger suara cowok yang ngobrol dalam bahasa yang aku kenal, bahasa Indonesia. “Loh gak salah denger ta aku iki?” Demi memastikan, aku malingkan wajahku ke belakang dan jeng jeng ada cowok remaja yang lagi ngomong di telfon dan dari appearancenya aku 100% yakin kalau dia dari Indonesia! Rambut lumayan panjang dalam artian buat ukuran cowok, kulit kuning langsat, lebih tinggi sekitar 10 cm dari aku. Wahhh baru beberapa jam menginjak tanah Turki tapi sudah ditemukan dengan saudara sebangsa setanah air wkek. Emang kedengerannya lebay, tapi kalau lagi di tanah rantau, thats matter a lot.

“Terus bawaan gue gimana? Yaudah titip ke lu dulu ya ntar janjian lagi kita”

Itu potongan percakapan yang aku dengar. Oh dari daerah Jakarta atau sekitarnya nih, pikirnya aku. Setelah dia tutup telfon, aku langsung aja dengan antusias nanya

D: dari Indonesia ya mas?
T: iya mbak, mbaknya juga?
D: iyaa mas

Akhirnya terjadilah perkenalan dan  ternyata namanya Tomi, full time student di kota Samsun, Turki. Tahun terakhir juga sama kayak akuu kan jadi senang gimana gitu (bukan dalam artian yang macem2, tapi seneng aja ada kesamaan gitu). Dia baru pulang dari Indonesia dari liburan kann. Ngobrol2 tentang tujuan aku kemana dan singkat cerita akhirnya dia bakal nunjukin kita jalan ke stasiun bus ato kereta yang bisa nganterin kita ke Eskisehir, yang bakalan jadi cerita panjanggg dan wow wow unforgettable memory :,) on the next post yah. Thank you for reading and See youu!


Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Older Posts

About me

I love to sing and dance. A book lover. Homebody of some sort. Pretty ambitious.

Search This Blog

Follow Us

  • quora
  • linkedin
  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Pertukaran pelajar
  • abroad

Blog Archive

  • March 2019 (2)
  • December 2017 (1)
  • June 2017 (3)
  • April 2017 (2)
  • March 2017 (3)
  • February 2017 (2)
  • July 2016 (1)
  • October 2015 (1)
  • September 2014 (1)
  • February 2014 (2)
  • January 2014 (1)
  • February 2013 (1)
  • December 2012 (2)
  • November 2012 (1)
  • October 2012 (7)
  • September 2012 (5)
  • August 2012 (4)
  • July 2012 (1)
  • June 2012 (3)
  • May 2012 (10)
  • April 2012 (2)
  • March 2012 (3)
  • February 2012 (2)
  • January 2012 (1)
  • December 2011 (5)
  • November 2011 (6)
  • October 2011 (4)
  • November 2010 (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates