• Home
youtube linkedin facebook twitter instagram email

Woman and Secrets

Welcome to my blog. I share some stories here.

Dini terus sibuk dengan koper kopernya. Pagi ini dia tidak akan pergi ke sekolah seperti hari biasanya, tapi akan pergi ke Bandung bersama 9 temannya untuk mengikuti pertukaran pelajar. Dia terus memeriksa dengan teliti, apakah ada yang tertinggal. 1 koper berwarna hitam berukuran besar dan 1 koper berwarna merah kecil terus dia periksa. Sesekali dia mengambil barang yang belum terbawa. Pukul 06.30 diapun dengan semangat berangkat ke bandara bersama orang tuanya. Langkahnya begitu pasti, semangatnya sangat tinggi, dan tergambar raut gembira di wajahnya. Karena itu adalah kegiatan pertukaran pelajar pertama yang dia ikuti.
          Tepat di depan pintu bandara, terlihat rombongan dengan pakaian berwarna biru. Dini pun langsung tahu kalau itu adalah rombongan dari sekolahnya. Dari jauh terlihat rombongan biru itu sedang berfoto foto, dan jelas ia terlambat. Setengah berlari Dini menuju ke pintu bandara. Terlihat 9 temannya, Pak Budi dan Bu Marni sebagai pendamping mereka. “Maaf bu, tadi di jalan macet sekali”, ujar Dini karena keterlambatannya. “oh ya tidak apa apa. Ayo anak anak, segera masuk, jangan sampai kita tertinggal pesawat!”, teriak bu Marni kepada yang lain. Dini pun segera berpamitan kepada kedua orang tuanya. “Hati hati disana ya nak”, ucap ayah Dini untuk yang terakhir kali.
          Di dalam, Dini dan rombongannya harus melewati beberapa tahap security check. Ketika melewati tahap body detector, semua benda yang berbahan logam termasuk handphone harus dikeluarkan dan ditaruh di box khusus. Dini pun lolos deteksi itu. “Anak anak sebelah sini! Ayo cepat, jangan sampai terpisah!”, teriak bu Marni. Karena terburu buru, Dini tak sadar kalau dia salah mengambil hp dari boxnya. Handphone yang dia ambil ternyata milik pria paruh baya yang ada di belakangnya ketika pemeriksaan.
Ketika menuju gate pesawat, tiba tiba handphone di saku Dini berbunyi karena ada telefon. Dia kaget bukan kepalang, karena itu bukan handphone qwerty berwarna hitam miliknya, melainkan sebuah Blackberry Gemini berwarna hitam. Dini panik. “Farah, hpku ketuker! Gimana nih?!” ucap Dini pada temannya, Farah. “Lho kok bisa? Ambil aja Din, lumayan tuh Blackberry hahaha”, seloroh Farah. “jangan ngawur eeeh. Gimana nih?”   “Bentar Din, aku telefon ke nomermu ya!”. Farah pun menelfon nomer Dini, ternyata yang mengangkat seorang pria.
Pria    : “Halo”
Farah:   “Halo Pak, ini handphonenya ketuker ya! “
Pria    :  “oh iya! Anda dimana sekarang?”
Farah :  “Ini saya di gate 7 tolong antar kesini ya Pak, makasih”
Pria    :  “oke tunggu sebentar. Atas nama siapa ya?”
Farah : “Dini, Pak”
Pria    : “Oke”
Tak lama setelah itu, terdapat seorang pria tinggi besar memakai jaket tentara masuk ke gate 7. Dia bertanya ke salah satu teman dini yang lain, Vika “Maaf siapa yang bernama Dini?” “Oh itu pak”, jawah Vika sambil menunjuk ke arah Dini. Ternyata dia adalah orang yang handphonenya tertukar dengan  Dini.  “Maaf anda yang handphonenya tertukar dengan saya ya?”, ucap pria itu sambil meyodorkan hp yg benar benar milik Dini. “oh benar pak! Ini handphone anda. Maaf ya pak!”, jawab Dini sambil menyerahkan handphone si pria. Akhirnya handphone kembali ke tangan masing masing, Dini sangat lega. Setelah pria itu berlalu, Dini di tertawakan teman temannya. Haha dia memang sadar, kejadian bodoh seperti ini tidak perlu terjadi sebenarnya.

 ****
Ini tugas cerpen kalau gak salah pas kelas 8 akhir semester II. cerpennya sih disuruh kisah nyata. jadilah itu kisah nyata =)) tapi pastinya ada perubahannya di sana-sini. Misalnya, aku waktu itu ke Bandungnya buat paduan suara, bukan pertukaran pelajar.....  dan cerita aslinya lebih dodol :')))

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
“Pak Ustad, dia telah membohongi saya 1 kali, saya tak dapat mempercayainya lagi!”
Ujar Andre Taulany kepada Uje setengah bercanda dalam  sebuah acara ramadhan di salah satu televisi swasta. Lalu, Uje pun menjawab, “Nah sekarang saya Tanya. Berapa kali Anda berbohong kepada Allah?”
Wendy, yang dimaksud ‘dia’ dalam pernyataan Andre sebelumnya menjawab, “Oh, tidak pernah Ustad!”
“Subhanallah…”, Uje dengan cepat menyaut. “Tidak pernah keitung maksudnya huhuhu”, seloroh si Wendy.
 


Saat melihat acara itu, aku langsung teringat suatu pertemuan agama Islam di kelas 10 lalu. Yang dibahas saat itu adalah bab buruk sangka (suudzon), dimana Bu Rohimah membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk presentasi. Saat tiba waktu tanya jawab untuk salah satu kelompok, aku mengajukan pertanyaan seperti ini, “Ada sebuah pembantu yangbekerja di sebuah rumah. Pembantu tersebut bertingkah aneh sekali dan mencurigakan. Kemudian si majikan sadar dan takut kalau pembantu itu akan mencuri. Nah bagaimanakah batasan antara bertindak hati-hati dan suudzon?” Persis sekali dengan lanjutan pembicaraan di acara diatas tadi. Dan akibat pertanyaan itu, maka kita-kira 1 jam pelajaran dipakai untuk berdebat, juga menimbukan pertanyaan-pertanyaan turunan lain. Ada yang tanya ini, ada yang menjawab, lalu ada yang menyanggah, ada yang menyanggah lagi. Begitu seterusnya. Sampai si  Yayan izin Bu Rohimah keluar kelas untuk mencuci muka hahaha =)))

Iya ya, berapa kali aku berbohong kepada Allah?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
aku heran
kenapa salam perpisahan yang diucapin kalau mau tidur itu "mimpi indah ya :)" "have a nice dream C:"
padahal.....
tidur yang diiringi mimpi itu (menurutku) selalu gak enak. entah itu mimpi indah atau mimpi bagus sebagus-bagusnya. tapi tetep aja gak enak rasanya kalau udah bangun. tidur jadi gak lega sama sekali, masih ngantuk. belum lagi kalau habis mandi, ke sekoah, rasanya di mata sama muka ada yang ngganjel. serius -_- 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Ternyata, mereka sudah berlari.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Aku kangen  sama Deteksi Convention 2008, 2009, 2010. Dengan kata lain aku kangen masa-masa Detcon selama SMP. Kangeeenn banget. Mungkin kangennya bisa diungkapin ke kata-kata, tapi aku gak tau kata apa yang pas.
Tahun pertama aku jadi siswa SMP, aku beruntung banget bisa ngerasain atmosfer hebohnya Detcon yang waktu itu disponsori Espresso.Tepatnya aku ikut Popgroup Competition. Popgroup competition adalah supporting eventnya Detcon yang emang baru ada tahun 2008 itu. Di tim popgroup Spensix aku sama Balqis adalah dua-duanya anak cewek dari kelas 7. Kalo cowoknya ada Dinar sama Faykel yang dari kelas 7. Lainnya mbak mas kelas 8 sama 9. Ada Mbak Genia, Mb Shinta, Mbak Shafira, Mb Dea, Mb Tara, Mbak Meidina, Mb Ketrin, Mb Kirana, Mbak Sapi, Mbak Meicis, Mbak Disa, Mas Nanda, Mas Edo, Mas Aldo, Mas Evan, sama sapa lagi ya (˙▿˙?) Pokoknya kalo sekarang dan seterusnya  dipikir-pikir, rasanya gak nyangka gitu bisa pernah satu tim sama mereka. Gimana cerita awalnya kok aku bisa masuk tim itu cuma berdua sama Balqis ,nanti aku ceritain (cerita lagi-_-).
Dan dimulailah latian-latian rutin buat persiapan lomba . Lagu yang dipake ada Lajengan, Suara Sepatu Kuda (ini bukan judulnya), sama finalnya tambah lagu Ratu Sejagad. Buagus-bagus lagunya!! Aku masih inget persis nadanya gimana wkwk.  Kuangen banget loh.  Aku juga masih inget pas habis check sound  siangnya tidur di sekolah, makan nasi padang ahahaha. Masa-masa itu rasanya udah lama banget dan pengen gitu keulang lagi.
Akhirnya hari-H audisi dateng. How bout the costume? Cewek pake kebaya merah plus jarik, cowok pake baju ala madura. Kenapa? Soalnya itu nyesuaiin sama salah satu lagu daerah yang kami nyanyiin, yaitu Lajengan yang emang lagu rakyat Madura. Yah, bisa ditebak lah gimana perasaan kami nunggu detik-detik sebelum tampil. Apalagi aku yang belum punya pengalaman sama Spensix Choir. Mungkin yang dirasain Balqis sama, tapi bisa aja gak separah aku. Soalnya dia  sering tampil nyanyi-nyanyi.
Mengabaikan rasa grogi, kami nyempetin foto-foto dulu di photobooth-nya. Dan jengjeng! Waktunya tampil. Kalo gak salah sih ruang Semanggi namanya. Cuma separuh ruang yang dipake dan di dalem banyak kru dari Deteksi. Panggungya juga gak gede. Jadinya kami improve blocking sendiri soalnya koreo yang dibuat (alm) Mas Juki ngeharusin buat pindah-pindah.   Abis tampil legaaa banget. Di luar ada mbak-mbak yang mau wawancara. Fyi, kelas tujuh rasa-rasanya aku orang yang cerewet banget dan gak tau malu. Singkatnya, Bu Hartini bilang 'nanti km ya yang ngomong kalo ada orang deteksi wawancara'. Dan akhirnya aku yang ngewakilin wawancara itu. Tapi by the way, tambah gede aku tambah jaim -__-
Besoknya foto kita pas lagi pose di bagian akhir lagu Lajengan nampang gede di halaman Detcon :D Posenya sebelas duabelas gitu deh sama pose khasnya Cherrybelle. Jadi kita duluan loh sebenernya!  Dann latian kami berminggu-minggu akhirnya membuahkan hasil bro sist. Kami lolos 10 besar. Yang lolos 10 besar tampilnya udah di Ballroom SSCC. Singkatnya lagi, kami juga berhasil nembus 5 besar.
Its final time!  sport jantung banget. Amosfer, aura, euforia di SSCC waktu itu huebooh banget rasanya. Di backstage kami denger supporter tiap-tiap sekolah neriakin yel-yel sekolahnya. Diantara mereka, kami denger juga kata-kata 'spensix' :') 'Nah sekarang kita sambut SMP 6 Surabayaaaaaaa!' Sebelum itu kita ngeliqo buat doa sama tos pelan. Bismillah. Satu2 mulai masuk ke panggung. Gilaaaa rame banget. Entah siapa yang ngomando, supporter spensix yang kebanyakan berhasil dapet tempat di tengah mulai nyanyi Mars Spensix. The best pol :') Sembilan sekolah lain gak ada yang gitu. Yah kami ngerasa tampil di final itu gak maksimal. Aku dipanggung ngerasa kok gak keras ya? Kedengeran gak nih? Tapi ya tinggal tawakal aja. Toh udah berusaha.
Unforgetable. Kami dapet first place :) Alhamdulillah, itu prestasi pertamaku di SMP. Di panggung Bu Hartini keliatan berkaca-kaca matanya. Anak-anak Spensix teriak-teriak seneng. whoaaaaaaaa :D :D
Gimana gak kangen kalau udah kayak gitu. Gak tau kenapa itu suasana Detcon yang paling tak suka. Tahun-tahun selanjutnya masih gak bisa ngalahin.











Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Alhamdulillah (Insyaallah) sukses :)

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Beberapa hari yang lalu, hari Senin kalau nggak salah, saya absen sekolah soalnya sakit. Paginya, berhubung nganggur, saya nyalain TV dan ganti-ganti channel dari 0 sampe nomer sekian haha. Saya berhenti di channel Trans TV yang pas itu nayangin Bioskop Trans TV 'Baju Seragam Anak Pemulung'. Dulu saya inget saya pernah liat FTV itu, tapi dikit banget. Berhubung penasaran sama awalnya, yasudah akhirnya nontonlah saya FTV itu yang kebetulan juga barusan mulai.

Jadi 'Baju Seragam Anak Pemulung' ini berkisah tentang dua anak pemulung, Evi dan Akil, yang pengen terus sekolah. Evi dan Akil -dua tokoh di FTV ini- adalah kakak beradik yang kurang beruntung. Mereka sebenarnya diajar oleh kakeknya,sampai kakek mereka punya uang yang cukup buat menyekolahkan keduanya.  Sayangnya, ketika pulang, kakek yang sedang mulung ditabrak truk dan meninggal. Sejak itu, Evi dan Akil tinggal sama Tantenya yang kerja jadi penjual gado-gado, dan Otoy, anak si tante.

Menurut saya sih itu filmnya baguuus banget. Karakternya kuat, sama yang paling penting, realistis dan nggak overacting! Bener-bener kayak di kehidupan aslinya. Beda kayak kebanyakan FTV atau sinetron-sinetron yang lain. contohnya, habis si kakek meninggal, kan dua kakak beradik itu dirawat sama tantenya. nah kalau di FTV atau sinetron-sinetron, pasti nasib mereka diperparah sama kelakuan si tante yang 'ngebully' tanpa alasan, dipaksa kerja, dimarahin terus-terusan, sejenis itulah. Tapi di FTV ini, tantenya Evi sama Akil itu bersikap sewajarnya dan baik-baik aja (baiknya juga bukan yang lebih). Pas si Otoy diem-diem ngambil jatah makan si Akil, ibunya (si tante) curiga dan tanya-tanya ke Otoy, terus marahin juga pake nada khas orang cablak yang ada di kampung. Coba kalo yang lain, pasti dialognya si tante bisa jadi kayak gini "Duuuh ini kok makanannya si Akil lu makan sih? Dasar akil anak gatau diri, udah dikasih makan masih aja gak nerima!", hahaha. Terus ada scene yang nunjukin Evi, Akil, Otoy makan semeja dengan jatah makanan yang udah dibagi rata (walopun udah pasti Otoy ngambil jatah lebih), gak beberapa lama tante masuk sambil bilang ke Otoy "Nah gitu dong lu, bisa rukun sama sodara sendiri, jangan bikin masalah aja lu."

Tapi jangan bayangkan kalo tantenya ini baiik terus sama Evi, Akil. Mereka juga sering kena damprat, tapi bukan yang geje gitu.Yang bikin rada eman, endingya kurang. Masak akhirnya Evi sama Akil diadopsi sama guru walikelas mereka. Apa menurutku aja ya yang itu rada nggak mungkin ._. Lebih masuk akal kalau mereka dimasukin ke panti asuhan. tapi totally bagus dan memasyarakat!


Share
Tweet
Pin
Share
No comments


"My dear young cousin, if there's one thing I've learned over the eons, it's that you can't give up on your family, no matter how tempting they make it. It doesn't matter if they hate you, or embarrass you, or simply don't appreciate your genius."


--Rick Riordan, The Sea of Monsters
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sejak SMP, namaku ada di daftar susunan redaksi majalah sekolah sebagai writer atau reporter. Tapi jujur nih , jujur, kemampuan nulis saya masih jauh dari kata ndewo. Postingan-postingan di blog (abal) ini juga gak ada yang 'gimana gitu'. Nulisnya juga gak pake bahasa formal atau baku. Terus terus, EYD juga gak saya perhatiin. Emang masalah? Enggak siiih. Tapi, biasanya penulis amatir atau writer majalah sekolah itu menerapkan ilmunya dimana saja. Biasanya loh  ya, gak semuanya. Selain itu saya juga kadang-kadang masih gak bisa mbedain mana kata yang baku yang mana yang enggak. Contohnya: mana yang bener, standarisasi apa standardisasi? Saya dulu ngiranya standarisasi yang bener, eh ternyata standardisasi -yang pengen tau kenapa, klik disini -. Payah. Tapi saya akan terus belajar hohoho ;D

By the way aya gak tau tujuan nulis ini apa ._. Weeell, saya lagi seneng nih. Bukan masalah apa-apa sebenernya.... Tapi saya liat di media sosial, contohnya twitter, orang-orang itu mulai make aturan tanda baca. Spesifiknya, pemakaian huruf besar. Jadi, kalau nulis nama orang gitu pake huruf besar. Bagus banget tuh, tandanya orang-orang mulai apa ya.. saya gak tau kata-kata yang pas. Tapi, yang mbuat saya radak yaapa gitu, beberapa dari mereka (sepengetahuan saya hampir semua) itu gatau apa karena males, apa gimana, kesannya kayak setengah-setengah. Maksudnya, misalnya dalam satu tweet dia pas nulis nama orang pake aturan huruf besar, tapi pas nulis alamat atau nama toko dsb gak pake. Padahal itu dalam satu tweet. Terus kadang di 1 tweet pake aturan huruf besar, tapi di tweet yang lain enggak. Gak konsisten.. Jadi gimana gitu yaaaa.... duh gatau deh. Kan pemakaian huruf besar dalam tweet itu nimbulin kesan kalo yang ngetweet itu intelek atau keren getoh (apa menurutku aja..?). Tapi kalo kayak gitu yaaa, plis mbak mas. Kalau gak usah ya gak usah sekalian. Daripada kayak gitu tapi setengah-setengah karena cuma pengin nimbulin kesan keren

Ada lagi. pemakaian tanda titik. Pernah saya ngeliat tweet anak yang make tanda titik di akhir kalimatnya. Tapi.... buat kalimat yang keren tok. Sejenis quote dsb. Dan ternyata banyak juga yang kayak gitu. Lucu aja ngeliatnya.... lagi-lagi biar ada kesan keren dan intelek

Duh maaf banget maaaf kalo postingan ini bernada sinisme dan terlalu subjektif. Tapi ya gimana.. maaf aja deh. maafin ya :-)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
 MPDK: Malam Pelepasan dan Keakraban
@ Gramedia Expo
Juni 2012
Foto dari kamera Pucung



















Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Mbah Kung sama Mbah Is emang the best pol
aku tak tau  kalau ada kata-kata yang bisa ngungkapin betapa the best-nya mereka
bahkan sangaaat jauh melebihi orang tuaku
aku hanya ingin
kelak, jika aku sudah mampu menggenggam apa yang aku cita-citakan
mereka masih berumur panjang pada saatnya tiba nanti
Amin ya Robbal Alamin
Siapapun yang membaca, tolong diamini.. terimakasih :-)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Aku hidup di dunia ini sudah 15 tahun, 9 bulan, 14 hari ketika tulisan ini diketik. Dan dalam kurun waktu itu, aku sudah mengalami berbagai macam hal. Mulai dari yang menyenangkan, menyedihkan, memilukan, mengharukan, dan lainnya. Salah satu yang mengharukan baru saja kualami tadi siang, di sekolah. Tak peduli entah kalian bilang aku alay tau apapun itu. Tapi ya so what getoh lhowh.

Hari ini hari terakhir Ujian Kenaikan Kelas. Ketika berakhir, setiap anak berburu guru mereka masing-masing agar mendapat kepastian tentang remidi. Termasuk kelasku. Euforia dari pengumuman remidi itu besar sekali. Aku tak kaget ketika melihat namaku ada dalam daftar siswa yang remidi Biologi haha.

Sekitar pukul 12.30 aku ada rakor Cemol 2012 di koridor kelas 10. Rakor itu memakan waktu 30 menit, dan setelah itu aku pergi ke kantin dimana teman-temanku berkumpul sambil menunggu hasil ujian. Dari kejauhan hanya terlihat Faizal yang pada jarak kira-kira 4 meter berteriak, “Din sangar kamu gak remidi Fisika!” HAH?!?! Setelah mendengar kata-kata Faizal, aku berlari. Faizal menyerahkan secarik kertas yang isinya

“Tidak remidi fisika. 1, 4, 6, 10, 15, 16, 17, 22, 30”

“ALHAMDULILAAAAAAAAAAH, Allahuakbar!!!!!”

Berita itu bagaikan  hujan di kala kemarau panjang *asli alay*. Asal kalian tahu, dari awal kelas 10, Fisika masuk dalam daftar terdepan pelajaran yang ditakuti oleh kelas X-8. Bagaimana tidak? Pelajaran yang dari sananya sudah susah ini ditambah susah lagi dengan soal-soal Pak Cho ketika ulangan. Ada yang tidak setuju mungkin….? Jadilah tiap ulangan harian sampai semester 2 ini, tak ada yang lolos dari remidi. Mungkin hanya satu anak. Itupun tidak tiap ulangan.

Dan, aku adalah tipe orang yang seperti ini: kalau ketinggalan pelajaran (karena tak masuk sekolah misalnya), aku  malas  mengikuti pelajaran tersebut di pertemuan selanjutnya. Gak mudeng sih. Selalu ada yang ngganjel kan, soalnya ada sesuatu yang memakai apa yang udah diajarkan waktu aku tak masuk itu. Solusinya apalagi  kalau bukan mengejar ketertinggalan itu. Nah, kesalahan fatal yang aku lakukan dari semester I maupun II ini, aku tak kunjung belajar-belajar untuk mengejar ketertinggalan itu. Parahnya, bahkan  sampai H-1 sebelum mata tersebut di-UAS-kan!

Pelajaran Fisika dan Kimia adalah cerminan apa yang telah aku uraikan di atas ketika semester I dan II. Jadilah ketika jam pelajaran dua pelajaran tersebut, selalu menjadi waktu ‘Membatin dalam Hati’. Karena aku pasti ngedumel “duh cek suwene se, ndang bel po’o”. Sambil mbatin seperti itu, tekad untuk belajar mengejar ketertinggalan juga menjadi besarrrr sekali. Tapi, tak pernah terealisasikan T.T Sepanjang pelajaran aku hanya corat-coret di kertas, pura-pura mengerjakan, sambil sering kali keluar kelas untuk membuang sampah ahaaaaha -_-

Tapi sehari sebelum ulangan Fisika, entah mendapat ilham dari mana, aku merasa semangattttt sekali untuk belajar dari bab pertama dengan benarrrr. Sangaaat benaar.

3 buku fisika kupelajari. Tak hanya itu, aku juga belajar soal-soal dari internet yang sejenis soalnya Pak Cho. Ternyata aku bisa! Bisa pek bisa! :’) Aku sangat menyesal karena tak belajar dari dulu. Bahkan, tak bermaksud sombong, aku bisa mengerjakan soal tipe Pak Cho, walaupun tak semua. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam saat itu. Subhanallah.

Aku tidak di kelas ketika pengumuman remidi Fisika. Kalau tidak salah, ada event Cereal saat itu. Sekembalinya ke kelas ada anak yang bilang, “Din kamu gak remidi fisika peekkk!” aku tidak percaya sama sekali. Tapi ternyata itu benar ketika aku memastikan ke teman-temanku yang lain. Subhanallah lagi.
Ini lho rek. Aku mendapatkan wujud dari quote yang sering kudengar dan kuanggap normatif. Tapi saat itu aku baru memahami betul artinya.
“Jika ingin berhasil dan mencapai sesuatu, berusahalah dengan benar-benar sungguh-sungguh sekali.”

Udah benar-benar- sungguh-sungguh, sekali sisan. Tapi ya memang begitu adanya. Jika sudah berusaha sangat keras, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan, mungkin bukan saatnya. Atau ada yang salah, misalnya kurang doa, dan sebagainya.

Masalah pelajaran Fisika di semester lalu sama dengan semester ini. Sehari sebelum UAS Fisika kemarin, aku sangat ngoyo belajar, walaupun tak se-ngoyo semester I. Bahkan ada bab yang kupelajari setengah-setengah. Alhasil, bisa tertebak apa yang terjadi ketika ulangan. Apalagi di esai. Soal mencari suhu sambungan saja aku tak tahu. Memandang 4 soal lain juga merupakan sebuah kesalahan. Aku tak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Saat itu pula aku menerapkan prinsip “ngawur ae, seneg penting onok nilai e titik” Kutulis ‘diketahui’ ‘ditanya’ dan ‘dijawab’ pada lembar jawaban. Dari 'diketahui' itu, tak kusangka aku bisa mengerjakan 3 soal. Karena terlihat simbol-simbolnya. Jadi bisa menentukan rumus apa yang akan dipakai, walaupun tak sesimpel itu. Soalnya mbulet. tapi aku berusaha terus dan mencoba-coba. Bahkan aku tak menggunakan coret-coretan karena takut waktu tak cukup untuk menyalin. Ketika jawaban yang kudapatkan ‘bulat’ (tidak koma2an, dsb), tak terbayangkan senangnya. Walaupun belum tentu itu benar. Mengenai 1 soalnya lagi, itu benar-benar ngawur.

Oh ya, satu lagi. #perasaanbahagiatakterkiraadalah mengetahui jawaban yang telah kita hitung, ada dalam pilihan ganda.

Sorry for the ‘majas hiperbola’
Share
Tweet
Pin
Share
5 comments
Semua nama asli, kecuali Alvin






Don't wanna hear your sad songs
I don't wanna feel your pain
When you swear it's all my fault
Cause you know we're not the same
No, we're not the same
No, well, we're not the same


Tiba-tiba lagunya Paramore yang Ignorance ke shuffle gitu aja pas lagi sendirian di kamar. Belajar. Emang bener ya ada beberapa lagu yang bisa ngingetin kita ke saat-saat tertentu, tapi bukan dejavu sih. Kayak tiap ndengerin lagu Ignorance itu K

Well, you treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
I guess I'll go,
I best be on my way out

You treat me just like another stranger
Well, it's nice to meet you, sir
I guess I'll go,
I best be on my way out

Berawal dari pagelaran.
Jadi pagelaran itu ujian praktek seni pas kelas 9. Tiap kelas harus mbuat pertunjukan yang harus ngemuat seni rupa sama seni musik. Bulan Januari, kira-kira habis dari Bali (kuangeeen), Bu Julia (kuanggen juga T.T) nyuruh Senggol mbuat susunan panitia. Pas udah kebentuk tiap sie ngumpul gitu deh buat nentuin kerjanya ngapain aja. Akhirnya, tema pagelaran Senggol adalaah “Senggol Live In Concert” wohoho. Dimana kelas-kelas laen pada mbuat sejenis drama musikal, kita ngga ada begituan. Jadi acaranya cuma musik-musik, dance, sama hipnotis. Asli lho hipnotisnya! Jadi kangen Jimbon T.T
Kalo musik-musik gitu pasti ada bandnya kan? Intinya aku disuruh maen band pas pagelaran entar. Karna yang bisa maen musik di kelas lumayan banyak, akhirnya ada dua band. Parahnya aku cewek sendiri x.x sebenernya Sisi juga, tapi dia gamau. Baru mau pas udah beberapa kali latian -_-Akhirnya pertamapertamanya kalo latian latian gitu yaa aku cewek sendiri. Tapi gak awkward kok sama mereka itu, malah asiik pol. Pas latian curhat2 bareng, guyon2 bareng:>
Band yang pertama personilnya aku, RWA Satrio, sama Alvin. Band kedua personilnya Abi, Gomblo, Dewa, Dary. Tapi pas latian jumlah orang di studio gak cuma 8, bisa lebih soalnya anak kelas yang lain ngikut, kayak Jimbon dkk. Pokoknya banyak kenangaaan bangett
Di masa-masa latian itu aku ngalamin sesuatu yang…kalo aku pengen cerita ke orang lain, gatau mulainya dari mana. Kalo latian band gitu kami berangkat bareng-bareng dari sekolah. Yang gaada motor digonceng sama yang bawa motor, termasuk aku. Pas latian yang ke berapaaa gitu, aku ke studionya dibonceng sama Alvin. Alvin in anak basket bassist longor aneh muayaaaak. Longor pol. Waktu aku bilang mau bareng dia,  atek dimayaki sek. Mau ditinggal lah, apa lah, anu lah -___- abis latian, aku bingung pulangnya gimana hoho. Muesti kok Dinda ini, bisa berangkat tapi gabisa pulang. Pas mau berangkat ke suatu tempat (dbl, detcon, dsb) mesti gak mikir “aku entar pulangnya gimana ya?“ “Naik apa ya?“ “dijemput sapa?“ wkwkwk.
D : Heee aku gatau pek ini pulangku yaapaa
A : Tak terno ta?
D : gapopo ta? Yooyoo! :D
A : bayar tapi hahahaha
D : -____-
Dan jadilah aku pulang dianter Alvin, pake dicie2in anakanak yang laen huh. Pas malemnya ada orang SMS aku “Diiiiin sidone awakdewe nggawe lagu opo iki?”  “Iki sopo?”  “Alviiiiin-____-“  “Oalaah haha gaek eroh akuu”
Selama 6 bulan udah sekelas sama Alvin, itu pertama kalinya dia SMS aku. Biasa aja sih rasanya. Abis yang sms tadi diatas itu, kita smsan buanyak dan konyol2 isinya. Nggarai ngakak._. aku lupa apa aja.. pokoknya SMS pertamanya aku gak akan lupa. Abis itu, kalo latian-latian aku pulangnya mueessti dianter sama Alvin. SMSan juga tambah sering dan konyol. Walopun dia gitu kayaknya ga cuman sama aku, tapi gaktau ya. .mulai ada rasa itu lho….
Pas latian, berhubung anak itu longornya tidak bisa diungkapkan dengan katakata, mesti nggarai ketawa dengan tingkahnya. Tapi yang njengkelin, anak lain ketawanya bisa aja dan cepet berhenti. Kalo aku ;_; nggak berhenti2 ngakaknyaa, lah lucu pol menurutku. Sampe ga jarang anak2 bilang “Leh lapo diin?” hiks banget.
Yang paling tak inget itu yang mainin bass itu, yaowoh sekarang kalo diinget masih ketawa aku. Udah tau kalo aku mesti ngakak gara2 itu, Alvin mara nggarai, tiap latian mesti kayak gitu -_,-
Suatu hari di kelas. Abi gatau kenapa tibatiba maksa pinjem hp ke aku, apalagi pas Gomblo datang terus duduk disebelahnya Abi. Berhubung dua lawan satu kan ya, apalagi badannya Gomblo yang ‘mini’, hpku dengan gampangnya jatoh ketangan mereka. Gak lama.. mereka ketawa..
D: Heh lapo heh!
G: Wah Dinda saiki pdkt karo Alvin!
D: Hee enggak lho gausah gossip!!!!
A: Wes wes muahahahahaa
Setelah itu, gossip pun segera menyebar seperti angin. Apalagi mulutnya anakanak cowok Senggol itu bener bener kok.. Sisi, temen sebangkuku juga denger akhirnya
S: Lho Din, km sama Alvin?
D: Enggaaakk jangan percaya
S: hayoo ngaku!
D: engga pek. Tapi lho Si.. aku kok radak gimana gitu ya
Terus aku ceritacerita gitu ke Sisi,  ke Laksita juga. Pas cerita ke Laksita, dia kuaget “Hah kon kok isok seneng ambek are iku Din?” gitu kira-kira responnya.


Share
Tweet
Pin
Share
3 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

I love to sing and dance. A book lover. Homebody of some sort. Pretty ambitious.

Search This Blog

Follow Us

  • quora
  • linkedin
  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Pertukaran pelajar
  • abroad

Blog Archive

  • March 2019 (2)
  • December 2017 (1)
  • June 2017 (3)
  • April 2017 (2)
  • March 2017 (3)
  • February 2017 (2)
  • July 2016 (1)
  • October 2015 (1)
  • September 2014 (1)
  • February 2014 (2)
  • January 2014 (1)
  • February 2013 (1)
  • December 2012 (2)
  • November 2012 (1)
  • October 2012 (7)
  • September 2012 (5)
  • August 2012 (4)
  • July 2012 (1)
  • June 2012 (3)
  • May 2012 (10)
  • April 2012 (2)
  • March 2012 (3)
  • February 2012 (2)
  • January 2012 (1)
  • December 2011 (5)
  • November 2011 (6)
  • October 2011 (4)
  • November 2010 (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates